PAPAN 9

PAPAN 9
Original Artwork by Papa, Azhan and Nine (click image to link)
‘In the Name of God, Most Gracious, Most Merciful. By Time, indeed humanity is in a state of loss. Except those who believe and do righteous deeds, and (join together) in the mutual teaching of truth and in the mutual teaching of patience’ (Surah al-`Asr, 103:1-3)
"Professional Architect lives almost by faith. When called upon he can do the job without fear or favour. He possesses aspecialized skill and lives by a code of ethics cloaked in honour andintegrity. He is expected to speak his mind and give his views. Whenfaced with absolute wrong, he can resolutely disagree and walk away." quote from THE PROFESSIONAL MAN by Ar Dr Tan Loke Mun PRESIDENT PAM

Thursday, 28 February 2008

ACCRINGTON 3

"All of art is fantasy, which transforms the world each day and makes it a place of wonder, astonishment, love and joy. Please do not ask me if I am happy. An artist who is passionate about his or her art cannot be otherwise, although I would not define it in such simple terms. Happiness is the courage and bliss of doing what you want to do, come hell or high water." HARVEY LLOYD
"Of course, there will always be those who look only at technique, who ask "how," while others of a more curious nature will ask "why." Personally, I have always preferred inspiration to information." MAN RAY

"Cherish your visions. Cherish your ideals. Cherish the music that stirs in your heart, the beauty that forms in your mind, the loveliness that drapes your purest thoughts, for out of them will grow all delightful conditions, all heavenly environment; of these, if you but remain true to them, your world will at last be built ."JAMES ALLEN , As a Man Thinketh
We all have eyes. You may believe that you see what I see. That is a false assumption. Everyone sees differently. You see what you learn or have learned to see. Your brain processes visual information from your eye and shows you, based on your conditioning, what you will see. The liberated artist’s eye sees what “isn’t there.” That sounds odd. "How can you see what isn’t there?" Picasso once said, “If only I could tear out my brain and use only my eyes.” He knew and he saw and he wished to see more. THE ART OF SEEING

"People think that they see, but they don’t." HENRY MOORE

PREVIOUS POST http://jalakmas.blogspot.com/2007/12/accrington-2.html

Visit : http://www.rgp.uk.com/ RGP have an innovative approach to architectural design. We have no dogma, no standard answers and we are spirited and fun to work with

Monday, 25 February 2008

MIDDLEWICH PRESENTATION



I was asked to prepare presentation board on a very short notice. It must be delivered on Monday and I was planning to do it over the weekend. However during the weekend my laptop suddenly crashed. The Windows could not be initiated instead blue screen with a fatal error message appeared. I tried my best to fix it on my own in order to start working on the presentation board. But the only last solution available would be to format the hard disk and I would apparently lost the data that I would need to use for my work. I would never opt for that last resort. I was hoping that the IT personnel could help me recover the file soon. Till then how would I manage to prepare the presentation material on Monday? I would need to work fast...I mean super fast. The only thing that I could do on that weekend is to draft the presentation board and my work sequence for the best solution on working as fast as possible.

Then, on that very day I was working speedily and keeping all the sequences together. It was like having to run breathlessly. Even though I was having problem with my laptop, I most definitely couldn't use it as an excuse to negotiate for an extended dateline. I must by hook or by crook finish the job on time.

The Director was already about to leave for the meeting while I was in the midst of struggling to update one last perspective. It was not really ready but it must go now. I believe the unfinished perspective (view C) shouldn't be included on the presentation board but I was pushed to finish it. I was forced to release it for the presentation.

On the following day, I spent ample time updating the submitted perspective and cautiously took a great care of its accuracy. Nobody asked me to do so but I was not satisfied with my work. Although the work had been presentated, I believe it is not a denotion of the end of it. I must work to make it perfect.

The Director returned from his meeting with the client and pointed out the mistake made which I had already anticipated. Before he could further point more things for amendment, I printed the updated version that I made earlier that perfectly answered all his enquiries. It was then sent to planners for update immediately. Should I have waited for people to point out the mistakes that I had already known off, I would never be able to update the drawing that soon by myself.

Visit : http://www.rgp.uk.com/ RGP have an innovative approach to architectural design. We have no dogma, no standard answers and we are spirited and fun to work with

Saturday, 23 February 2008

MENJEJAK PERJALANAN

Kewujudan blog ini bukan untuk menyebarkan fitnah atau mewujudkan syak wasangka. Jauh sekali memusnahkan kehidupan orang lain. Ia sebuah catatan perjalanan hidup yang pendek dalam pencarian makna dan tujuan kehidupan ini. Wujudnya blog di dorong oleh rasa kesunyian dan kekosongan jiwa. Ketika aku yang terdampar jauh diperantauan, jauh dari sentuhan tercinta dan pelukan manja anak-anak.Kekosongan yang membawa aku berfikir tentang perjalanan hidup yang telah aku tempuh. Sejauh mana aku menghayatinya, sejauh mana aku mengingatinya. Kisah ketika kecil, ketika dibangku sekolah dan kisah di alam remaja. Banyak diantara perjalanan ini tidak aku ingat dan lupa. Namun jejaknya masih ada. Aku dalam usaha mengumpulkan semua petanda.

Pada permulaannya aku cuba menulis dalam blog ini hanya tentang "architecture" dan menulis tentang kehidupan tersebut di dalam blog lain. Tapi sepanjang penulisan blog nie aku rasakan kehidupan dan architecture tak dapat dipisahkan. Nak tulis banyak-banyak blog pun macamlah banyak masa aku nak tulis. Lagipun bukankah ini dinamakan perjalanan kehidupan seorang "architectural designer".

Bagi memudahkan aku menulis dan meluahkan pendapat isi hati, aku akan kembali menulis dalam Bahasa Melayu dan untuk terus menulis tentang ke"poyo"an profession senibina dan seni aku aku tulis dalam bahasa orang putih nie. Kalau nampak bahasa Melayu tu, kira antaranya akan tertulis ayat-ayat bangang dan kepoyoan ku akan terserlah dalam penulisan bahasa Inggeris. Senang untuk sapa-sapa nak baca kedua-dua artikel nie ka, atau salah satu antaranya atau taknak baca langsung pun bolehhh...

Selamat membaca. Sesungguhnya segala kekurangan itu datang dari diri aku sendiri dan kelebihan dan bakat ini adalah milik Allah sebenarnya. Untuk kita sama-sama mensyukuri dan saling ingat mengingati.

Friday, 22 February 2008

GAYUNG BERSAMBUT, KATA BERJAWAB

"Serangan ditangkis, kata dijawab; baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat."

Kepada mereka yang ambil berat tentang siapa sebenar dia Si Guest atau Si Azlan atau Si Farah pasti masih tertanya-tanya dan cuba membuat kesimpulan sendiri. Berdasarkan andaian-andaian yang aku buat berdasarkan kata-kata mereka telah membuatkan sesetangah pihak membuat kesimpulan mudah. Pasti korang menanti "hint" seterusnya.

Atas pertolongan seorang sahabat, aku cuba menjejak dimana datangnya berita buruk ini. Masih ingat kata-kata Si Azlan
"laa oarng kampung tak kenai ka? maklumla dok england"

Sedangkan sebenarnya dia sudah sebenarnya berada di England! ID adress tersebut merupakan ID di England.

Apakah pulak maksudnya bertanyakan

lan : aku teringin la nak pi sana...hang tolong rekomen aku kerja

Sedang dia dah pun berada di sini. Terbukti kini ia menjurus kepada satu negara. Tapi dimana? Korang pasti tanya. Ada pulak yang rasa kenal Si Farah tu merasakan hanya seorang saja Farah yang berada di England ini. Sedangkan nama Farah tersebut sememangnya bukan nama sebenar dan sememangnya datang dari orang yang sama si Guest aka si Azlan. Nyah tersebut yang mengunakan ID IP 80.168.113.162 sebenranya berada di kota London.



Aku rasa IP tu datang dari bangunan pejabat. Jika dari pejabat sudah tentu sudah berkerja. Barang siapa yang arif di London pasti dapat penduga di mana berdasarkan peta ini. Tapi masih belum menjurus kepada siapa sebenarnya Si Guest aka Si Azlan aka Si Farah ini. Namun berapa kerat Melayu yang berkerja di kawasan tersebut? Sendiri fikirlah. Aku yakin orang tersebut sedang membaca dengan penuh suspen. Perasaan takut yang akan menghantuinya sentiasa. Rasa takut diketahui oarang. Tapi aku takkan mudah membuat kesimpulan tanpa maklumat yang betul. Sekadar ini sahaja maklumat yang aku tahu. Selebihnya serah pada Allah yag maha mengetahui.
Aku dapat rasa yang mungkin tujuan asalnya bukan untuk mengenakan aku. Tapi mengunakan aku sebagai batu loncatan utuk memburukkan orang lain. Tapi percayalah kebenaran tetap benar. Aku hanya manusia biasa yang mencari kekuatan menempuh cabaran dalam hidup. Setiap cabaran aku perlu tempuh dan bukan mengelak atau menyembunyikan diri dari masalah. Biar apa pun niat Si Guest aka Si Azlan aka Si Farah aku sebenarnya tak tahu.

Kesimpulannya siapa sebenarnya gerangan manusia tersebut adalah tidak penting. Pengajaran sebenar adalah dari perjalanan ceritanya. Umpama "melanting menuju tampuk, berkata menuju benar". Paklan melaporkan dari Bury, Lancashire (gaya Karam Singh Walia).


tampuk, berkata menuju benar = Setiap usaha tentu ada maksudnya; dalam perundingan hendaklah ada kebenaran dan kejujuran melanting menuju

Thursday, 21 February 2008

BILA JOLOK BARU JATUH

Aku terfikir untuk membuat beberapa pembetulan terhadap artikel "Mengata Dulang Paku Serpih". Memikiran rasa kecil hati sahabatku yang terasa hati akan penulisan tersebut. Bukan niatku. Penulisan yang bukan sebenarnya tentang dirinya jauh sekali untuk menuduh isterinya seperti tertulis. Rajuk hatinya itu membuatkan aku membaca kembali berulang-ulang kali artikel panas tersebut. Semakin berkali aku membaca semakin jauh aku dibawa mengingati saat perasaan yang timbul ketika itu. Perasaan syak, perasaan buruk sangka, perasaan benci, perasaan marah dan segala perasaan yang buruk lagi memburukkan yang kemudiannya pada akhir penulisan tersebut bercambah bertukar menjadi rasa kesedaran. Kesedaran tentang diriku yang tidak aku mahu padam dalam lipatan sejarah hidup aku. Tiada sepatah ayat yang kurasakan dapat diubah.Ia kekal di situ.

Namun menjadi tanggungjawab aku untuk memberikan penjelasan. Penjelasan terhadap mereka yang membaca separuh jalan, atau membaca sekadar untuk mengambil perkara sensasi atau untuk mereka yang "busy body". Membuat kesimpulan dan provokasi yang menyimpang dari maksud sebenar. Kenapa perlu bertanya kepada orang lain tetang kejadian seseorang dari orang lain dan bukan kepada tuan empunya cerita?

Aku hairan mengapa kita lebih minat untuk mengetahui perkara sensasi? Perkara tentang gossip dan tentang perkara yang bukan keilmuan? Mengapa kita sanggup bersusah payah untuk menyebarkan berita buruk dari berita yang baik? Mengapa kita lebih rela terjun didalam kancah tuduh-menuduh dari tegur-menegur? Mengapa kita sanggup menghabiskan berjam-jam masa untuk membaca gossip dari membaca buku-buku ilmuan yang makin berdebu? Mengapa lebih banyak olahan terhadap cerita fitnah berbanding pandangan-pandangan bernas tentang ilmu? Aku mungkin paham jika sifat itu datang dari kalangan teman-teman aku yang keciciran sekolah. Tahap pemikiran yang boleh diterima akal. Tapi mengapa ia datang dari kita yang pernah melangkah di gedung-gedung ilmu; yang pernah dididik oleh cerdik-pandai; yang pernah dibuka mata tentang betapa luasnya lautan ilmu ini dan dari kita yang dikurniakan kelebihan akal fikiran. Adakah hanya sekadar untuk menggengam segulung kertas bernama ijazah?

"Mengata Dulang Paku Serpih" juga merupakan peringatan untuk aku tentang realiti betapa penulisan aku tentang "architecture" atau senibina jarang sekali didebatkan. Aku sedar diri aku ini hanya sekadar "macai" architectural designer dan mungkin tidak layak untuk dipandang biar pun sebelah mata. Pandangan dari budak baru belajar. Tapi mengapa tiada galah untuk dihulurkan? Mengapa pula mata terjojol ketika aku menulis tentang "Mengata Dulang Paku Serpih"? Mengapa sanggup mengabiskan duit, masa dan tenaga untuk menyebarkan berita fitnah? Sedangkan menulis buah fikiran tentang ilmu itu tidak langsung mengurangkan, tapi menambahkan segalanya. Jika penulisan aku tentang ilmu tidak diambil kisah mengapa pula penulisan tentang "gossip" dipedulikan?

Mungkinkah ramai yang merasakan bicara tentang "architecture" adalah sekadar ilmu dunia? Aku seharusnya banyak menulis tentang agama. Cukuplah senibina sekadar alat untuk memperoleh perkerjaan. Tapi bukankah segala isi ilmu didunia ini adalah milik yang Esa. Dan segala ilmu ini hanyalah setitis air dari lautan yang luas? Dan jika benar ilmu itu asalnya dari yang Satu, ia pasti nanti akan bertemu kepada empunya milik. Bukankah ilham itu datang dari Allah? Aku mahu mengkaji dan menghayati ilmu ini sehingga tercetus dalam hati ini rasa kesyukuran. Aku tidak mahu belajar ilmu senibina separuh hati. Sekadar cukup menanak nasi. Sebaliknya aku mahu masak lauknya sekali. Aku masih belum layak untuk menulis tentang agama, suatu yang amat suci bagi aku. Namun aku tetap jua belajar dalam diam. Agar tidak sesat dalam kesesatan dunia, umpama ikan yang tidak masin isinya walaupun hidup di dasar lautan. Aku juga amat mengharapkan tunjuk ajar barang siapa yang lebih berilmu untuk membetulkan kesilapan yang aku tulis. Dari kesilapan "spelling" kepada kesilapan kefahaman ilmu yang aku baca. Aku terima teguran yang berhikmah dengan hati terbuka.

Adalah menjadi kekurangan diri aku menulis "Mengata Dulang Paku Serpih" dengan ayat-ayat yang sinis.Tapi pengunaan ayat tersebut adalah sesuai dengan situasi dan mengambarkan betapa kurang-ajarnya si Azlan aka Farah atau Si Guest yang sememangnya bukan nama sebenar. Tapi disebalik kekurangan tersebut aku temui kekuatan untuk memulangkan paku. Aku menulis bagi menggambarkan keadaan perasaan aku ketika itu. Aku menggambarkan setiap situasi kepada andaian yang aku rasa. Tapi ia tidak merungkaikan apa-apa makna. Ia benar mungkin akan menimbulkan syak. Tapi perasaan syak yang kemudiannya jika kita dalami dan kaji akan timbul kesedaran tentang diri. Jika saudara pembaca boleh merungkaikan syak ini kepada satu kesimpulan yang konkrit teryata anda juga silap. Ia adalah kelemahan diri anda sendiri. Artikel ini akan menggambarkan betapa kita lemah dan percaya kepada syak berbanding fakta dan kebenaran yang nyata. Betapa kita lebih bersemangat untuk menjaga celah bedah orang lain berbanding meraikan majlis ilmu.

Aku faham jika ada teman yang terlalu sibuk dengan kerja harian atau sibuk dengan kehidupan berkeluarga. Antaranya yang baru merasai nikmat berumahtangga atau yang sedang keletihan menyusu anak kecil ditengah malam. Aku amat memahaminya kerana aku juga pernah melaluinya dan masih melaluinya kini. Tapi bagaimana pula mereka yang punya upaya untuk ambil kisah tentang "Mengata Dulang Paku Serpih" tanpa mengendahkan artikel lain?

Aku masih tidak mahu menyerahkan rasa juang ketika zaman di "studio". Rasa yang membuatkan aku punya semangat untuk meghadapi hari demi hari. Aku amat bersyukur terhadap hikmah penulisan "Mengata Dulang Paku Serpih". Kesedaran ini tidak akan terjadi jika Allah tidak mengizinkannya berlaku. Seumpama bila jolok baru jatuh; takkan berlaku kesedaran ini jika aku sekadar berdiam diri oleh tohmahan. Syukur aku kerana berita buruk ini telah bertukar khabar gembira buat sahabatku.

Wednesday, 20 February 2008

MENGATA DULANG PAKU SERPIH


Bulan Safar bulan sebelas,
Cahayanya cerah menyapu awan;
Bukan mengata bukan membalas,
Saya serah melukut secawan.

Anehnya hidup ini, langit yang cerah; tetiba hujannn."aini, angkat kain hujan, jemuran dah turunnnn" (petikan cerita pendekar bujang lapok). Sedang sedap aku melayan (syok sendiri) isi dalam blog aku nie, tetiba ada hamba Allah yang baik hati meninggalkan komen di kotak jerit (shoutbox). Namanya Guest, (uish nama macam mat saleh).
katanya "banyak spellinng and grammatical error laa...".
Huish, menjerit gaklah kotak tu kan. Tapi takpalah aku nie bersangka baik. Baguslah kalau dia nampak ada "error" bolehlah tolong betulkan. Maklumlah aku nie bukannya ada PHD dalam bahasa Inggeris nie kan. So, semangat memang membaralah nak tahu kat mana silapnya kan. Belum sempat aku tanya mana silap; dia pun tulis nak betulkan silap dia dulu

"silap spell spelling...hello!!!".

Yelahkan mesti nak tunjuk dia eja betul, karang orang kata "umpama ketam mengajar anak berjalan lurus". Yang herannya punyalah nak tunding jari aku silap "spellinng" (guest tu yg tulis, aku ikut ja) sampai dia pun silap eja. Punyalah kalut. Dah nampak niat tak baik tu. Tapi aku nie tetap baik sangka, maka sebab hang kata hang terar, aku pun balas.

"bagitaulah kat mana silap..boleh hamba belajar..sila letak komen kat artikel berkenaan".


Kalau dia betul-betul ikhlas nak ajar mesti dia akan bagi tahu ayat mana, artikel mana yang salah atau silap atau yang dia buat-buat silap. Takderlah pulak yang dibetulkannya, hanya baling batu sembunyi tangan. Pirahhhh, hang kata hang terar, terar apa nie...terar gantung teloq. Aku yang penuh hikmah nie taknaklah memburukkan lagi keadaan, tapi pokcik belasah jugak ...pokcik bagi satu ayat

"A life spent making mistakes is not only more honorable, but more useful than a life spent doing nothing".

Aku rasa dia dah pikir nak buat apa pulak, nak betulkan grammer tu sure takder idea tu. Dia ingat pokcik senang melatah ker. Sebab dia senyap, aku pun bagi sekali lagi ayat penutup

"Laughing at our mistakes can lengthen our own life. Laughing at someone else's can shorten it."

Aku ketis tahi yang jatuh di sipi bahu nie dan kelapak jatuh kemuka si Guest. Mampus terus riwayat Guest tu.Kemudian si Guest (mat saleh celup) nie pun menukar kulitnya. Dia bagi nama Lan. Mentang-mentanglah nama aku Fadzlan, nak pakai nama Lan jugaklah kan.Dia ingat aku bodoh, dia ingat aku tak tahu Si Lan nie orangnya sama kulit dengan Si Guest tu. Mat saleh dah jadi Melayu gamaknya. Dia pasti tak tahu yang aku tahu, sebab aku buat-buat tak tahu. Kalau nak tipu pun bang, gunalah PC lain. Buat pengetahuan sedara no IP ID anda adalah sama. Paham IP?. Itulah nak buat jahat tak pandai. Dia perli lagi.
"fuih, sijil cpd penuh meratap!".

Sahlah nie budak architecture. Kalau budak line lain mana ambik kisah dek CPD2 nie kan. Menatang CPD tu pun tak tahu (Opss, kecuali kekawan aku yang bijaksana yang selalu baca blog aku nie tahu lah). Apa ko tak ambik CPD ka? Ko tahu ker berapa minimum CPD requirement?.Si Lan nie nama saja budak archi tapi requirement CPD tak reti. Bukan yang sikit bang oiii. Lagi pun seminar tu opis sponser dan orang yang bagi seminar tu pun datang kat opis. Orang dah bagi free dan tak payah travel jauh-jauh takkanlah tak pegi jugak. Itu namanya tak tahu bersyukur. Lepas tu dia komen lagi
"hang tak kerja ka hari ni?".

Wah bukan main ambik berat lagi. Aku pun dengan baik sangka balas

"minggu ni keje dari rumah, jaga anak.. seminar FREE.. pegi jerlah. depan opis jer tempatnya."
Tapi aku naklah jugak tahu sapa yang aku tengah sembang nie. Mengeratkan ukhwahlah katakan. Aku pun gatai pi tanya

"sapa nie?..chat kat YM jom, paklan_rizan"

Kita niat baik nak ajak sembang kat YM untuk berkenalan atau kalau dia kawan lama sekali pun bolehlah cerita panjang-panjang sikit. Karang penuhlah pulak kotak jerit (shoutbox) aku tu kan. Tapi Niat baik aku tu dibalasnya dengan tuba...baik punya jawapan dia kasi.
"laa oarng kampung tak kenai ka? maklumla dok england"

Amboi, main kasar nampak. Siap perli-perli orang dok England pulak. Ko tahu tak England tu kat mana? England tu kat bumi ciptaan Allah s.w.t jugak (ayat alim sikit). Tak semestinya hang dok England buat jahat tak kena sambar dek petir! Ayah aku restu aku mai sini, hang peduli apa kan. Kalau aku kerek sure aku tak ajak hang chat kat YM, mesti aku jawab, "bloody hell, who are you talking to me in Malay. I'm now in England speak Englishlah (aderlah pulak 'lah' kan) with me". Tapi ada aku cakap macam tu? Takder kan.
Sebelum aku sempat menjawab tohmahannya tadi, tetiba ada pulak awek backing aku. Pehhh, awek tu. entah macam mana rupanya pun aku tak tahu. Namanya Farah. Dia pun dengan manja bagi warning sama si Lan nie yang dulu asalnya mat saleh celup jadi Melayu.

farah : lan, jangan kacau paklan!

Farah mana nie? Tak kuasa aku nak layan. Namanya saja dah cukup aku fobia. Aku pun terus balas jer ayat kasar si Azlan tadi.

"salam, tak tulis nama mana nak tau..mintak maaf bebanyaklah yer. Dok di england, hati tetap di kampung."

Dia pun segera membalas,

Lan : nama saya azlan org kampung mengkudu...dulu kita selalu pekena mee sup mat bom kat stesen bas logstag ingat lagi dak?

Pulak dah, kalau nama orang atau nama kampung ko mungkin aku lupalah kot. Tapi bila cerita bab makan mee sup mat bom kat bas aloq setaq nie aku tak pernahlah pulak pi. Nie sah cerita bohong dah nie. Aku dah tak kuasa nak melayan dah. Dah masuk time lunch hour dah; anak aku pun dah memanggil-manggil untuk ditemankan ke taman permainan.
Di taman permainan aku pun menelefon wife aku di tempat kerja. Aku cerita pasal ada orang tegur grammar blog aku. Wah! bukan main melenting wife aku. Dia tanya aku kat mana yang silap. Aku pun tak tahu nak jawap sebab si Guest tadi dah mampus. Dia dah tukar jadi si Azlan cakap Melayu. Dah tak reti nak komen mana yang silap grammar tadi (atau sebenarnya memang tak tau). Sebenarnya wife aku nielah editor untuk blog aku nie. Setiap tulisan aku akan ditapis olehnya. Dia yang akan betulkan grammar aku tu.

Kalau Si Azlan baca kenapa aku tulis blog nie; antaranya adalah untuk "Improve my English". Tapi kalau nak belajar kenalah bergurukan. Cikgu aku tu wife akulah merangkap editor blog. Wife aku siap sound untuk Si Azlan nie " kalau dia pandai sangat, ko jadilah editor pulak". Maka, wife aku pun naklah pi baca semula blog aku bagi mencari mana grammar yang salah tu. Aku pulak pi sambung melayan anak-anak bermain.

Sedang aku dok sibuk melayan anak aku main di taman permainan tadi, wife aku telefon balik. Kali nie dia cakap aku ada flirt dengan Si Farah? Iskh mana ada. Fitnah dah tersebar nie. Ini pasti entry chat terbaru yang aku tak baca lagi. Dah makin melarat dah nampaknya. Terus aku panggil anak-anak aku balik rumah terus. Kesian bebudak nie tak dapat nak main lama, ko tanggunglah dosa kekecewaan bebudak nie.

Tiba aku di rumah Si Farah tadi dah pasang umpan rupanya.

farah : fadzlan, bila you nak balik malaysia?

Wah, tak pernah jumpa pun dah bukan main rindu dah. I you lah pulak tu. Gediks habis. Dia goda lagi.

farah : fad, you happy ke duduk kat uk tu?

Manjanya panggil aku fad. Setahu aku orang yang panggil fad nie member-member opis kat UK nie ja. Diorang yang bagi nama tu sebab kalau aku suruh panggil nama 'paklan' sure terbelit lidah pelat diaorang tu. Maknanya Si Farah nie mesti tahu orang panggil aku fad kat UK nie (poyo siut ada nama glamer kat UK pulak).Aku terus membaca chatting seterusnya.
lan : hey farah, you nak flirt dengan paklan ka?...wei pi cari tempat lain la kalu mau merendek

Si Azlan nie nak cuba menggunakan ayat penegasan bagi mengatakan bahawa aku nie memang tengah flirt dengan Si Farah tu. Padahal sepatah pun aku tak tegur si Farah nie. Oiii En. Azlan merendek tu kalau dok berdua-duaan kat tempat yang sunyi. Kalau sembang dalam terang depan world wide web nie satu dunia tengok itu bukan merendek namanya, itu namanya chatting.

farah : eh, jeles la pulak dia ni... suka kita laa

A'ah betul tu Farah, jeles la pulak Si Azlan tu yer. Suker kita? Bila masa pulak aku suka kat ko?

farah : fad, apa private email you?

Nak private email pulak. Mintak maaflah Cik Farah aku takder private email. Mengalir air mata darahlah ko takkan dapat.

farah : i tengok anak you, comelnya...macam ayahnya

Alahai! nak tunjuk semangat keibuan pulak. Kira sesuailah untuk dibuat pasangan. Sure berderau darah wife bila baca. Anak aku ko kata comel aku boleh terima tapi kalau ko kata aku comel itu dah pelik bunyinya. Kau pun farah, katalah aku hensem ker, kacak lagi bergaya ker. Barulah makin panas wife aku.

lan : geli aku dengan farah ni

Iskh geli pulak ko yer. Ko pernah geli-geli dengan Si Farah nie ker?

farah : fad, hati tetap di kampung ke, tetap kat .....?

Ehem!ehem! Si Farah nie cuba goda lagi. Aku betul betul kata hati tetap di kampung, bukannya tetap di tuttt...tuttt. Ko nak aku cakap "tetap kat Farah". Pirahhh. Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong (macamlah aku pernah tengok lubang hidung ko)

lan : paklan, hang bubuh title design architect, arb tak sue ka?

Aku syak budak Si Azlan nie pernah dok UK nie, atau keje kat UK atau study kat UK ka...Sebab kalau tak mesti dia citer pasal LAM/PAM ker. Kalau dah sampai tahap ARB nie budak UK jerlah. Ko ingat ARB nak sue ker? Lainlah aku bukak firm, lepas tu carry out works using the title architect barulah dia boleh sue. Kalau dia nak sue pun dia akan tengok dalam account aku ada berapa ribu pound untuk mampu bayar sue diaorang. Kalau tak rugi saja sue tapi aku tak mampu nak bayar. Lagi pun aku tulis Design Architect bukan Registered Architect siap ada RIBA ker. Takpalah aku pun tukarlah nama lain Architectural Designer. Puas hati ko?
lan : aku teringin la nak pi sana...hang tolong rekomen aku kerja
Boleh saja kalau niat ko baik. Aku boleh bagi nasihat kebaikan dan keburukan kerja di perantauan nie serta persediaan yang perlu (setakat ilmu cetek aku nielah, ada orang lagi lama dok sini yang berpengalaman). Aku takkan cerita kisah-kisah indah semata-mata seperti cerita yang aku pernah dengar sebelum nie. Bagi aku 'hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri". Nak rekomen pun aku boleh, tapi rezeki tu di tangan Allah. Kalau aku rekomen bagai nak rak pun kalau bukan rezeki ko nak buat macam mana. Kalau ko dapat kerja atas rekomen aku pun nanti aku tak harap ko kenang budi aku tu pun. Aku hanya harap balasan baik dari Allah sahaja (pehhh ayat budak baik)

lan : dia tak mau layan dah kot...maklumla macai macam aku ni, mana la ada tempat kat orang england

Nah, nampak sangat niat tak baik. Siap perli-perli lagi macam nie. Macam mana aku nak layan hang, aku masa nie kat taman permainan. Kalau sedara Azlan nie macai sekali pun kalau ada rezeki pun boleh kerja sini. Jadi tukang cuci pinggan ka, angkut sampah ka, kerja ladang ka dll. Asal rezeki halalkan. Lagi baik dari ko masuk skim cepat kaya.
farah : fad, i'll talk to you soon la yea.. time private sikit...ni ada si azlan ni susah la

Nie dah melampau nie. Bila masa aku bagi private address aku.

lan : hang jangan kerek la farah... private time konon

farah : my kisses to the children ok

Lepas aku baca nie. Aku tak reply satu pun ayat Si Farah tadi. Sebaliknya aku menjawab dengan sinis kata Si Azlan.

"mintak maaf bebanyklah sedara azlan, saya tak pernah pulak pi ke stesen bas alor setar tu, stesen bas bagan, tanjung, kemunting, pudu raya adalah.."

Kemudian aku pun buka al-Quran baca surah al-Falaq mintak perlindunganNya.Maksud ayatnya:

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
dari kejahatan makhluk-Nya

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita

dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yg menghembuskan pada buhul2

dan dari kejahatan org yang dengki apabila ia dengki

Sesudah baca dan tulis doa tersebut wife aku pun telefon tanya sapa minah Farah tu.Tektik nak porak-beranda keluarga ada sikit menjadilah. Tapi bijaknya bini aku tu , dia pun tau kalau nak flirt sekali pun takkanlah guna nama sendiri, tak ke bangang namanya.Gunalah nama samaran macam "abang gersang" ," jejaka hensem" atau kalau desperate sangat guna lah nama " abang nak lobang aka batang best". Bukan guna nama sendiri Fadzlan Rizan Johani. Rosaklah nama bapak aku, ada otak tak Si Farah nie. Lagi pun aku tak pernah pulak jumpa Si Farah nie, lawa ker idak. Alang-alang nak mengatal biorlah awek yg lagi cun dari bini aku.(ceh, mentang-mentang bini lawa). Itulah pesan bini aku " awak jangan malukan saya kalau nak mengatal dengan pompuan yang tak secantik saya" (bukan aku saja yang perasan bini lawa, bini aku pun perasan jugaklah kan). Tapi setahu aku Farah yang aku kenal adalah bini orang,..iskh tak mungkin pulak nak goda aku.Farah tu orang baik-baik. Nie Farah lain kot. Emm, tak kuasa pulak aku nak layan kan.

Kemudian aku pun tengok balik ID IP Si Farah tadi. Rupa-rupanya sama dengan mamat Si Azlan tadi. Si Azlan aka Guest tadi rupanya dah tukar jantina jadi Farah pulak. Makhluk hidup dua alam nie. Nasib baik aku tak jatuh cinta dengan Si Farah Nyah tadi. Terkezut wife aku dengar bila tau Si Farah tu jantan. Tulen bang, tulen bang! Auuuuw...

Alhamdulillah selepas membaca doa tadi dia dah tak kacau dah. Mungkin takut disambar petir di tengahari. Walaupun aku tak alim sangat tapi bila dah kena anaiya, sure doa direct jer takder tapis2. Walaupun Aku boleh agak siapa yang tulis berdasarkan ID IP tadi, tapi aku tak maulah tabur fitnah. Walaupun aku tak nampak ko sapa, tapi Allah nampak.

Pada asalnya aku pun malas nak memanjangkan cerita. Boleh ja aku delete kata-kata dari orang busuk lagi membusukkan nie. Tapi setiap kejadian tu pasti ada hikmahnya. Sesekali menarik jugak tulis cerita sensasi lagi panas nie.(tapi tak boleh selalu, nie bukan laman blog gossip) Jadi sekurang-kurangnya aku belajar menangani manusia-manusia sebegini. Aku harap tulisan nie menjadi pengajaran untuk aku dan kekawan dalam usaha menjadi seorang insan.

Tuesday, 19 February 2008

JOB VACANCIES


I've got several emails from my previous agents. I don’t know why I’m still on their list although they've already known that I'm currently employed and not in the position to find another job.

I label myself as a loyal employee. For me loyalty is honour. It is hard for me to change works because it is hard to find any reasons to do so for an optimist person. I find myself blind to see all the excuses to leave. Although there are times when I feel like leaving when things go wrong, but I will somehow find my strengths to go thru the next day. I will need a greater excuse for me to give up my job and change office.

The current office is not the best and perfect place to be (there's no such thing as perfect), nevertheless I would have more quality time with my sons. Being able to be there for them and making sure they are strong enough to face the reality of life. Furthermore I have time to read, think and understand myself. My best hope is that the practice will grow and become the best place to work and live as they would be today.

There are people who jump jobs simply because of salary payment. Others want to gain new experience and knowledge. Some give up their works because of stress and etc... But I was once reminded to 'find my own destiny'.

Sunday, 17 February 2008

INGATAN SEPETANG

INGATAN SEPETANG

Sepetang ini ku lihat keluar tingkap,
Dunia yang begitu asing buat aku,
Ranting-ranting pokok tegak berdiri,
Masih hidup walau tak berdaun

Langit cerah terang,
Panas terik tidak terasa,
Anginnya bertiup dingin,
Sejuk aku dalam terangnya.

Keasingan ini semakin pudar,
Bingar bersama tawa,
Gegar bersama berkejaran,
Oleh anak-anak kecil membesar

Masih dalam pandangan,
Tidur manja dibacakan cerita,
Kisah lama buat ingatan,
Pedoman nanti dihari depan

Sepetang pasti melangkah,
Dari pandangan,
Meredah belukar kota dan kerakusan manusia,
Mencari makna hidup kendiri

Sebelum masa depan itu,
Sepetang damai ini usah dilupa,
Syukuri nikmat, Mohon berkat,
Terhadapan ingatan kampung yang makin dekat.
Fadzlan Rizan Johani
16 Februari 2008

Saturday, 16 February 2008

IT'S NOT MINE

I believe all this design idea is not totally mine, it was from Allah (ilham) and by publishing it, in one way make me feel more grateful (syukur) about the gift. I feel the more I keep it to myself, the less idea I would develop. I'm not really a good muslim, but in this way it might open the way to be one.

Friday, 15 February 2008

CHADDERTON 2

Despite good impression on the first draft of this scheme, the client requested a second option for the design (as usual client do ask for several options). I was called to carry out the assignment for the second option. This is an honour for me. For being trusted to carry out design works. Most of the design collegues have longer working experience with wider range of knowledge. I'm talking about designers who are now at their 60s . So, I am very junior compared to them to be given this trust. Alhamdulillah. However some people might say that I should be able to do more than this or they had been doing something more that just a simple office warehouse. Despite all that, I prefer to be a learner rather than being arrogant at my young age.

This design is still based on previous scheme. I took several elements from it and further developed them to create some sense of continuity from the first option. It would be a different design, but by bringing the similar elements will keep the essence of the one same thought. Apparently, it works! And most of all, the client really liked it.

Nothing can be so amusingly arrogant as a young man who has just discovered an old idea and thinks it is his own.
Sidney J. Harris
Visit : http://www.rgp.uk.com/ RGP have an innovative approach to architectural design. We have no dogma, no standard answers and we are spirited and fun to work with

Wednesday, 13 February 2008

BUKIT KUDA, KLANG

This was another advertising job that I did while I was working freelance for DESIGN OPTION TEAM SDN.BHD back in 2005. As years passed by, the project is progessively being built on the site. I saw it being advertised on the property website. I might go there and have a look in the future to see it for myself. Although I'm not the designer of this project, but having involved in visualising it is enough to get me excited to see it in real life. Most of the visualisers (with architecture studies background) casually forget the need to visit the real-built of their work (although they just made the visual) in order to complete the architectural process. This process actually will sharpen their visual skills. From visualising dream to experiencing architecture.

Project : Bukit Kuda Heights
Land Owner : Perbadanan Kemajuan Negeri Selangor
Developer : Kombinasi Bijak (M) Sdn.Bhd.
Consultant : LCL Design Architect




Recent photo from the website

Tuesday, 12 February 2008

MY FIRST ELECTRIC GUITAR

on 9 February 2008
I'm neither Jimi Hendrix nor Man Kidal. I've always been music illiterate. I still remember how much I hate to memorise the chord for an instrument as simple as the recorder.

However, that doesn't stop me from appreciating songs and music. I've never have the time to grab a guitar during the years of studies cause I thought that it was just a complete waste of time (no examination on the subject). However my inner art sense is eager to know how to create my own melody.

I've never thought this day would come. A gift from my wife who knows the kind of life that I've been thru, wanted me to grab back that lost opportunity that I'd sacrificed.

To my amazement, the sound that I hear from this proper electric guitar was "fantastic". It is a totally different experience from my classical out of tune car-boot guitar that I bought for my first practice. I know all this while that the ability to play an instrument would help to generate better synchronize mind.

Now it would trigger my design and creativity better.

http://www.jimihendrix.com/index.php

Monday, 11 February 2008

Saturday, 9 February 2008

AN ESSAY OF LIVING ABOVE GROUND.

11 July 2002
This was an original short note of me during the study years back in 2002. It was my first critique on highrise. (this was not an school assignment)

Hanging Gardens of Babylon
This hand-coloured engraving by the 16th-century Dutch artist Martin Heemskerck depicts the fabled Hanging Gardens of
Babylon, one of the Seven Wonders of the World. According to the tradition, the gardens did not hang, but grew on the roofs and terraces of the royal palace in Babylon. Nebuchadnezzar II, the Chaldean king, is supposed to have had the gardens built in about 600 bc as a consolation to his Median wife, who missed the natural surroundings of her homeland. SOURCE: Wikimedia

Sometimes we design things without considering that we will be living in it. If we do think about living in it we may not realize how life would be when we live in it. So much idea, so much concepts, so confusing about explanation of our life that we live.

Every living creature has their own habitat or style of living. This style is the nature of the living creature. We are a part of living creature which had .......living which proposed by versatile.
How are we going to design a living that sits beyond above ground. Maybe it was the same dilemma as how the birds in the sky think to live in the ground. To design a living space that we do not live in is the most difficult task of all. Imagine a fish living in the sea, designs it’s colony on a mountain. The fish would be thinking like crazy to resolve issues which are not issues to the creatures that live up on the mountain. If only they learn from the living creatures on the mountain how life is at the top of the world, then maybe someday and some how the fish can live on top of it.

Most of designers for the skycaps are to provide the ground creatures living and having their life on the sky as similar as possible like the way they do on the ground. In the end, they actually design a compound that is not a nature to creatures living in the sky.

Says Yeang, ‘….. should be imagined as "cities in the sky" with good pedestrian linkages, public realms, civic zones, vistas, and sense of places extended upwards. You map a tall building the same way you do a city, with zones for parking, offices, and social spaces.’

But actually what Yeang

has done is out of the nature living or thinking vertically. He only made an assumption that the same problem happens when you have a horizontal layout. The feeling of treatment for the living spaces will create a monotone feeling or a similar or familiar environment as the horizontal living on the ground. This is not designing living above ground but it is like a man that wears a bird costume but sits on a bench.

Thursday, 7 February 2008

UNDER RE_DESIGN

7 February 2008
ITS UNDER RE_DESIGN
I've been hold this blog for a major makeover.(sorry for keeping it private for a while).Despite the previous grey design, I wanted to put more bright colours and using templates that are exciting. I want to turn the blog into an aspiring board, to form a wild collages that serve as mind expenders and conceptual design guides. Looking forward for more exciting days in the journey!!

Tuesday, 5 February 2008

A SUPRISE VISIT

3 February 2008,
We were in the park that day. Suddenly my mum and dad came out off nowhere.They came to pay a visit. I ran to reach them. I gave them each a hug and a kiss. My mother looked older and my dad was using a walking stick. I wondered how they managed to pay us a visit. I was even more surprised upon seeing my grandfather, "tokwan" together with them. He still looked the same as I last saw him years before. He said, 'ooo, nielah kampung hangpa ya' (oh, so this is your village). I cried as I hugged him and whispered into his ears, "Abang sayang sangat tokwan" ( I love you so much grandpa). It was a happy day for everybody..for me, my wife and my boys to meet their grandpa and great grandpa.There were flashes of memories as we walked through the park on that bright sunny day.

I then rang my parents back home to tell them of my dream and that I have been missing them so much.

Sunday, 3 February 2008

A WHITE MORNING

3 February 2008,
It was a white Saturday. It is Snowing at last!. All of us have been waiting for it for quite sometimes. My boys were the most excited children that day. All the places were covered with white snow. The front garden, the roof, the car and even more in the park. My sons were jingling christmas songs with the snow that falls in February while we walk thru the park. "Let is snow, let it snow". They were shouting with joy in the middle of the park. I was all smiling looking at their reaction towards their new adventure. For the first time they played the real snow ball and made their first snow man ever! One old man who walked passed them told, "That's not so bad, is it. I quite like your snowman." Not too bad for a first timer.
I like England, papa, there's snow here! I guess they have not experienced the best of my childhood back home...Malaysia. "Nanti mereka akan merasainya...disuatu hari yang indah."

Creative Commons License
This work is licenced under a
Creative Commons Licence.